Sunday, February 7, 2016
Di jalan
Hari ini atau malam ini di perjalanan menuju salatiga aku memikirkan sesuatu yang ada di belakang, sesuatu yang membuatku melakukan hal ini, menulis. Aku mencoba mencari sesungguhnya apa yang menjadi alasan bagiku untuk menulis, apakah itu karena alasan akademis? sehingga aku terbiasa menulis dan mencari sesuatu yang berbeda dari kebiasaan menulis itu? Mungkin, atau demi kebutuhan? Kebutuhan ku untuk memaknai setiap gagasan yang aku pikirkan atau setiap cerita yang ingin aku sampaikan? Mungkin juga. Atau karena sesuatu yang lebih personal? Seperti passion atau dorongan jiwa? Jika passion itu datang nya tak tahu kapan dan seaakan terkesan tidak rutin? bisa jadi. Jika dorongan jiwa, dorongan jiwa yang Seperti apa? Apakah diriku tergerak setelah melihat sesuatu sehingga aku harus menulis? Atau diriku melihat "menulis" itu sendiri sebagai daya Tarik yang harus di sambut dengan kekuatan penuh? Dan kenapa aku bisa melihat "menulis" itu? Ada sesuatu yang kuperhatikan secara detail sehingga aku terlalu dalam melihat "menulis" itu.
Salatiga, 7 Februari 2016
Salatiga, 7 Februari 2016
Wednesday, September 23, 2015
Bujuk Rayu SnackPengajian
Ada lima kue dalam satu kardus snack di depanku
Satu kue cubit
Satu pai susu
Satu roti sus
Satu potong blacforest
dan satu kue yang aku tak tahu namanya, namun terlihat menarik seperti yang lain
Aku akan makan satu atau dua, atau tiga
Aku memilih kue mana yang pertama akan ku makan
Pai susu sepertinya pas untuk menggugah selera
atau roti sus kesukaanku saat masih kecil
Blackforest cukup menarik tapi bukan seleraku
Aku bergumam sekian detik
emm....
Kue cubit seaakan tersenyum dan mengedipkan mata padaku
Ohh kau harus lihat betapa manisnya senyuman itu
Aku ingin memakannya
Sungguh
Dan
Aku memilih untuk memakannya esok hari
Karena aku tidak biasa tidur dalam keadaan kenyang
dan esok hari aku akan benar-benar menikmati ajaibnya kue itu
Walaupun ada beberapa kue yang membusuk
Mungkin aku hanya akan memakan satu
Fauzi Rahman,
Yogyakarta, 8 Agustus 2015
Satu kue cubit
Satu pai susu
Satu roti sus
Satu potong blacforest
dan satu kue yang aku tak tahu namanya, namun terlihat menarik seperti yang lain
Aku akan makan satu atau dua, atau tiga
Aku memilih kue mana yang pertama akan ku makan
Pai susu sepertinya pas untuk menggugah selera
atau roti sus kesukaanku saat masih kecil
Blackforest cukup menarik tapi bukan seleraku
Aku bergumam sekian detik
emm....
Kue cubit seaakan tersenyum dan mengedipkan mata padaku
Ohh kau harus lihat betapa manisnya senyuman itu
Aku ingin memakannya
Sungguh
Dan
Aku memilih untuk memakannya esok hari
Karena aku tidak biasa tidur dalam keadaan kenyang
dan esok hari aku akan benar-benar menikmati ajaibnya kue itu
Walaupun ada beberapa kue yang membusuk
Mungkin aku hanya akan memakan satu
Fauzi Rahman,
Yogyakarta, 8 Agustus 2015
Wednesday, August 26, 2015
Oh Ibu
Fauzi Rahman, Jakarta 11 Agustus 2015
Kita ada di satu kota
Aku di tenggah, kamu di pinggir
Terlalu dekat untuk rindu
Terlalu jauh untuk bertemu
Mungkin kita terhubung oleh gigitan nyamuk
Atau hembusan udara keruh
Atau suasana suram
Atau besi besi di trayek busway
Tuesday, August 25, 2015
Kademen dua
Tulisan yang berambisi untuk hangat ini tercipta di Paralayang, Batu, Malang. dari sukma yang dingin untuk cahaya fiktif.
Kademen satu
Tulisan yang berambisi untuk hangat ini tercipta di Paralayang, Batu, Malang. dari sukma yang dingin untuk cahaya fiktif.
Tuesday, August 18, 2015
Ada Cere bertanya pada Bapaknya yang Coro
"Yah, kok jadi sepi banget gini?"
"Sepertinya ini akibat kejadian kemaren"
"Emang pada kemana para manusia itu setelah ledakan gajelas kemaren?"
"Pada mati, Tubuh manusia tu nggak se kuat tubuh kita ! Mereka hanya menang punya tubuh besar aja, sebenarnya mereka semua itu pecundang !"
"Pecundang?"
"Ayah pernah lagi terbang jalan-jalan ke cafe, ayah lewat mereka pada takut tu sama ayah"
"Ayah hebaaat.. Besok adek juga mau terbang-terbang ke cafe ah"
Ayah tersenyum
"kejadian kemaren tu apasih yah?"
"Hal semacam itu disebut bencana, Mungkin karena meraka punya kesalahan sampai-sampai diberi hukuman seperti kemaren itu"
"diberi? Sama siapa?"
"Sama Tuhan"
"Ohh.."
"Kok kita masih bisa hidup yah?"
"Mungkin karena kita selalu bersyukur, dan menerima kenyataan bahwa kita adalah bangsa coro" jawab ayah asal
"Ohh, Alhamdulillah ya ayah"
"Iya nak"
"Ayah, katanya manusia suka pipis di celana ya? hiii"
"Sana sholat dulu, udah masuk magrib ni"
"Iya deh yah.... "
*Tulisan ini masuk kompilasi cerita & gambar "Kiamat Sudah Lewat" jilid 1 tahun 2015
"Sepertinya ini akibat kejadian kemaren"
"Emang pada kemana para manusia itu setelah ledakan gajelas kemaren?"
"Pada mati, Tubuh manusia tu nggak se kuat tubuh kita ! Mereka hanya menang punya tubuh besar aja, sebenarnya mereka semua itu pecundang !"
"Pecundang?"
"Ayah pernah lagi terbang jalan-jalan ke cafe, ayah lewat mereka pada takut tu sama ayah"
"Ayah hebaaat.. Besok adek juga mau terbang-terbang ke cafe ah"
Ayah tersenyum
"kejadian kemaren tu apasih yah?"
"Hal semacam itu disebut bencana, Mungkin karena meraka punya kesalahan sampai-sampai diberi hukuman seperti kemaren itu"
"diberi? Sama siapa?"
"Sama Tuhan"
"Ohh.."
"Kok kita masih bisa hidup yah?"
"Mungkin karena kita selalu bersyukur, dan menerima kenyataan bahwa kita adalah bangsa coro" jawab ayah asal
"Ohh, Alhamdulillah ya ayah"
"Iya nak"
"Ayah, katanya manusia suka pipis di celana ya? hiii"
"Sana sholat dulu, udah masuk magrib ni"
"Iya deh yah.... "
*Tulisan ini masuk kompilasi cerita & gambar "Kiamat Sudah Lewat" jilid 1 tahun 2015
Subscribe to:
Posts (Atom)