Monday, July 13, 2015

Hikayat Sungai Gajah Wong

Di daerah jogja ada sungai yang namanya Gajah Wong, Nama latin dari Gajah saya tidak tahu dan Wong tidak lain adalah Human atau manusia atau karnivora atau pemakan segala atau "kamu & aku".
Tidak ada yang spesial di sungai Gajah Wong karena disini bukan tayangan televisi yang merangkum beberapa hal menarik dan mempunyai satu garis besar.
Sungai Gajah Wong melintasi Kebun Binatang Gembira Loka sehingga dahulu hewan seperti buaya, penyu,kura-kura sering lepas dan membaur dengan penghuni sungai.

Memang beberapa hal diatas tidak begitu penting, namun alangkah baiknya niat penulis untuk mengawali dengan sedikit basa-basi.

Setelah saya mewawancarai beberapa orang tua di sekitar sungai Gajah Wong, saya tidak menemukan sesuatu yang menarik namun jika ditarik kesimpulan, nama sungai Gajah Wong bermula pada suatu hari di Kebun Binatang Gembira Loka yang masih mempunyai koleksi hewan lumayang komplit seperti Jerapah, Badak, & Singa. Itu yang tidak bisa kalian lihat disana saat ini.
Akil adalah pawang Gajah yang setiap harinya menghabiskan waktunya bersama Gajah, karena dia memang bekerja sebagai Pawang Gajah. semasa kecil dia tak penah bermimpi menjadi Pawang Gajah karena cita-citanya dulu adalah menjadi Insinyur.
 Beban tanggung jawab dan resiko yang tinggi diterima oleh Akil dengan sedikit terpaksa.
Di sore hari yang mendung, keadaan menjadi gelap. Sore itu adalah jadwal Atun mandi, Atun adalah nama gajah yang sudah dianggap keluarga sendiri oleh Akil. Hari yang mendung membuat Akil ragu untuk memandikan Atun, namun Atun adalah pribadi yang sedikit keras kepala. Apalagi malam nanti adalah malam kencannya dengan berang-berang kandang sebelah. Tentu saja Atun tak mau belalinya terlihat penuh komedo dan berminyak.
Akil yang penurut akhirnya mengalah dan memandikan Atun di Sungai. Tiba-tiba hujan turun dan air bah datang membawa Atun dan Akil, Mereka terseret arus deras dan kemudian ditemukan meninggal dunia.
Tentu saja kencan Atun dan si Berang-berang batal menyisakan janji yang tak akan pernah ditepati. Untuk mengenang kisah Atun & Akil maka sungai itu diberinama sungai Gajah Wong karena Atun adalah Gajah dan Akil adalah Wong.

Teman-teman sekalian, kebenaran cerita diatas sangat diragukan karena kebenaran hanyalah milik Allah semata dan wawancara dengan para orangtua itu dilaksanakan 2 tahun sebelum cerita ini ditulis, jadi saya sedikit lupa hehe.

Fauzi Rahman,
Yogyakarta, 13 Juli 2015

No comments:

Post a Comment