Wednesday, August 26, 2015

Oh Ibu

Fauzi Rahman, Jakarta 11 Agustus 2015


Kita ada di satu kota

Aku di tenggah, kamu di pinggir 

Terlalu dekat untuk rindu

Terlalu jauh untuk bertemu


Mungkin kita terhubung oleh gigitan nyamuk

Atau hembusan udara keruh


Atau suasana suram

Atau besi besi di trayek busway


Tuesday, August 25, 2015

Kademen dua

Tulisan yang berambisi untuk hangat ini tercipta di Paralayang, Batu, Malang. dari sukma yang dingin untuk cahaya fiktif.



Kademen satu

Tulisan yang berambisi untuk hangat ini tercipta di Paralayang, Batu, Malang. dari sukma yang dingin untuk cahaya fiktif.


Tuesday, August 18, 2015

Ada Cere bertanya pada Bapaknya yang Coro

"Yah, kok jadi sepi banget gini?"
"Sepertinya ini akibat kejadian kemaren"
"Emang pada kemana para manusia itu setelah ledakan gajelas kemaren?"
"Pada mati, Tubuh manusia tu nggak se kuat tubuh kita ! Mereka hanya menang punya tubuh besar aja, sebenarnya mereka semua itu pecundang !"
"Pecundang?"
"Ayah pernah lagi terbang jalan-jalan ke cafe, ayah lewat mereka pada takut tu sama ayah"
"Ayah hebaaat.. Besok adek juga mau terbang-terbang ke cafe ah"

Ayah tersenyum

"kejadian kemaren tu apasih yah?"
"Hal semacam itu disebut bencana, Mungkin karena meraka punya kesalahan sampai-sampai diberi hukuman seperti kemaren itu"
"diberi? Sama siapa?"
"Sama Tuhan"
"Ohh.."

"Kok kita masih bisa hidup yah?"
"Mungkin karena kita selalu bersyukur, dan menerima kenyataan bahwa kita adalah bangsa coro" jawab ayah asal
"Ohh, Alhamdulillah ya ayah"
"Iya nak"

"Ayah, katanya manusia suka pipis di celana ya? hiii"

"Sana sholat dulu, udah masuk magrib ni"
"Iya deh yah.... "


*Tulisan ini masuk kompilasi cerita & gambar "Kiamat Sudah Lewat" jilid 1 tahun 2015

Friday, August 14, 2015

Wang Sinawang

Fauzi Rahman,
Yogyakarta, 31 Juli 2015

Aku memandangmu terkagum-kagum di atas mimbar
Aku melihatmu menginjak eek puss
Sepatumu bau eek puss

Aku memandangmu jatuh cinta di akun instagramu
Aku melihatmu tidur ngorok
"Grook.. grook.." Mungkin kamu lelah

Aku memandangmu berkaca-kaca di seminar
Aku melihatmu kecepirit
Wajahmu pucat dan berkeringat sambil berlari memagang pantat

Aku memandangmu heboh diatas panggung
Aku melihatmu minum Procold
Sambil mengucap "byongalah"

Aku memandangmu  terkagum-kagum di lantai dansa
Aku melihatmu tersandung batu dijalan
"Asu" teriakmu

Aku memandang karyamu terkagum-kagum di pameran
Aku melihat kamu nggak punya pacar
Kamu kurang ganteng

*Tulisan ini masuk kompilasi cerita & gambar "Kiamat Sudah Lewat" jilid 1 tahun 2015

Wednesday, August 12, 2015

Surat dari Jarno

Pembaca sayang,


 Namaku Jarno, Jarno. Aku adalah bangsa matahari yang sebagian dari kalian menyembah kami. Aku menulis ini bukan untuk siapapun dan tanpa kepentingan apapun. Surat ini mewakili diriku yang khilaf telah banyak berbuat salah kepada manusia. Sering tanpa tidak sadar aku marah kepada Tata Surya tanpa alasan, saat itu aku hanya berfikir kenapa aku dilahrikan di keluarga ini. Walaupun keluargaku adalah keluarga terpandang di Tata Surya, ayahku adalah Mentri pertahanan galaksi dan Ibuku adalah istri ayahku. Ibuku selalu sibuk melukis, dia selalu mempercantik langit. namun ayah ku tidak pernah setuju dengan jalan seni ibuku. Bagi ayah, melukis hanya membuang waktu. Setiap dirumah mereka selalu bertengkar, ibuku selalu menangis pada akhirnya, sampai-sampai waktu ibuku menangis kalian sebut musim hujan. Terkadang aku bisa mengendalikan diri namun terkadang aku merasa ingin marah tak tau pada siapa dan itu berimbas pada panas tubuhku yang semakin meningkat membuat bumi tempat kalian hidup menerima imbasnya juga. Hal ini lah sebenarnya yang aku sayangkan dari diriku sendiri. Aku mempunyai urusan pribadi yang buruk namun kalian makhluk kecil tak berdosa menerima imbasnya juga. Sungguh surat ini adalah perwujudan maaf dariku setulus-tulusnya tanpa paksaan dari pihak manapun, walaupun sebenarnya aku ingin berbicara langsung kepada kalian namun aku sangat sadar jika semakin aku dekat dengan kalian maka aku hanya akan menghancurkan kalian. Inilah jarak paling baik untuk aku dan kalian.


"Hidup ini indah, tapi sayang Dunia ini kejam"

Tulisan ini tergabung dalam buku Cergam "Kiamat Sudah Lewat jilid 1" tahun 2015